Did I Cross the Line? Refleksi Tentang Cinta yang Terlalu Jauh
Kadang, cinta datang dengan niat yang paling tulus—
ingin menjaga, melindungi, dan menemani sepenuhnya.
Namun tanpa sadar, cinta juga bisa melewati batas.
Pertanyaannya pun muncul,
“Did I cross the line?”
Bukan karena ingin menyakiti,
justru karena terlalu takut kehilangan.
Terlalu ingin dicintai balik,
hingga lupa bahwa setiap orang punya ruang
yang patut dihormati.
Cinta Bukan Tentang “Selalu Ada”
Banyak yang percaya bahwa mencintai artinya selalu hadir:
selalu bertanya, selalu ikut campur, selalu "ada."
Namun kenyataannya, cinta yang sehat tahu kapan harus diam.
Tahu kapan harus memberi jarak.
Cinta yang dewasa paham bahwa
membiarkan seseorang jadi dirinya sendiri
kadang lebih bermakna daripada terus-menerus hadir
tapi membuat sesak.
Ketulusan Bukan Pembenaran
Niat baik tidak selalu menghasilkan dampak baik.
Kadang yang membuat cinta jadi rumit
bukan kurangnya rasa,
tapi justru karena rasanya terlalu besar.
Dan dalam besarnya rasa itu,
batas-batas bisa lenyap.
Kita lupa bertanya,
apakah yang kita lakukan benar-benar dibutuhkan,
atau hanya pelampiasan dari rasa takut kehilangan?
Belajar dari Kehilangan
Ini bukan soal penyesalan,
bukan juga keinginan untuk kembali.
Ini hanya pengakuan—
bahwa mencintai juga butuh kedewasaan.
Dan terkadang,
kita belajar dengan cara yang paling menyakitkan:
kehilangan.
Tag: cinta dewasa, refleksi cinta, puisi cinta, kehilangan, hubungan sehat, belajar melepaskan
memang benar adanya manusia harus merelakan yang bukan memang bukan untuknya dan pada akhirnya memang harus mengikhlaskan.
terdengar naif namun harus percaya dengan kenyataan bahwa
semuanya sudah terjadi.
harus selalu terjaga dalam mimpi buruk sekalipun, karena memang kenyataan tidak bisa dihindari.
marah?
murka?
dendam?
mengutuk?
tidak satupun. apalah guna berbuat demikian.
mengikhlaskan. harus mengingatkan diri sendiri untuk hati-hati dijalan. sadar, bahwa aku adalah pribadi yang baik -- lebih baik dari hari kemarin; dan harus lebih baik lagi esok.
Drive Safe.
enough is enough. u don't need to know about things going on in others live. all of us have things going on in our lives n they're n...
kita sudah melewati jalan ini dan bersama-sama. apakah tidak nampak di wajahku bagaimana lelah selalu terlihat jelas? aku sudah berlapang dada, kamu kecewakan untuk kesekian kali, kamu berbohong kepadaku untuk kesekian kali dan kamu khianati untuk kesekian kalinya dan ya, mungkin ini tamparan keras untukku.
mungkin sudah saatnya kamu terbebas, melupakan semua keraguanmu terhadap aku dan dia. aku pamit, ya. tidak, diriku tidak marah ataupun gusar denganmu atas sikapmu. mungkin, ya, aku sudah terlalu lelah. aku merelakanmu, kejar bahagiamu, sudahi penderitaanmu terhadapku.
aku selayaknya manusia biasa, sama dengan manusia-manusia lain diluar sana. maaf dan sabarku mungkin tidak ada batasnya ketika menghadapimu, iya, kamu orang yang aku sayangi dan cintai. terlepas dari semua kekuranganku, aku minta maaf sejatinya manusia yang tidak akan luput dari kesalahan serta kekurangan.
maafkan juga atas tindakanku yang semena-mena, selalu merepotkan kamu dalam segala hal, membuatmu malu didepan keluargamu karena harus bertemu denganku yang nampak tidak pantas ini.
tapi aku bukanlah diriku yang kau temui saat pertama kita bertemu, kan? aku sudah banyak berubah walaupun emosiku terkadang agak melewati batas.
semua doaku hanya yang terbaik untukmu.
jika harus kusebutkan satu persatu, mungkin sisa umurku takkan cukup untuk merinci satu-satu.
tak lupa, terima kasih karena kamu mengajariku banyak hal. aku ikhlas meski itu berat, aku ikhlas walaupun ini menyakitkan, aku ikhlas asal kamu dapat bahagia.
matahari akan selalu terbit walaupun diri kita tertekan, mungkin sudah saatnya kita istirahat sejenaak, tarik nafas dalam-dalam; ikhlaskan...
pernah kepikiran ga sih, kalo kita yang punya apa2 itu masih aja kurang bersyukur? apa kabarnya orang yang (maaf) ekonominya pas2an atau jauh dari kata mampu?
pasar senen, 17 juli 2017
mereka makan nasi juga kok walaupun kadang jarang2.
mereka juga bisa ketawa kok walaupun itu cuma hal kecil yang kita anggap "apaan sih kayak gini doang?"
mereka juga sama2 nangis kalo sedih.
kita lelah? mereka juga sama2 lelah dgn apa yang mereka lakuin demi keluarga kecilnya.
lalu
kita suka mengeluh kalo anak kita terbangun jam 2 pagi,
merengek, menangis minta susu, lalu?
mereka juga sama2 terbangun jam 2 pagi, malaikat kecilnya pun juga menangis meminta susu,
yang lebih pedihnya lagi, mereka ga punya susu, untuk makan pun susah
kita suka marah akan hal2 kecil, tersulut emosi dan merasa paling menderita sealam semesta, lalu?
apa kabarnya mereka yang harus bersabar setiap saat karena memang kondisi?
yang membedakan kita dengan mereka adalah "ikhlas menerima"
ternyata, kita kurang bersyukur. manusia adalah makhluk yang tidak akan pernah merasa cukup.
bahkan manusia adalah makhluk yang paling sombong. dalam senang mereka tak ingat kehendak-Nya, dalam sulit mereka murka kepada-Nya.
lalu tuhan berkata, "jika kamu menganggapku sebelah mata, akupun juga bisa demikian."
even when we give up all hope, there's space enough to grow.
tentang bagaimana perjalanan hidup n apa yang orang laluin mungkin beda-beda cara lewatinnya. ada yang hadapin dengan santai walaupun masalah mereka berat banget n ada juga yang ngerasa buntu sejadi-jadinya. ini bukan tentang support dari luar tapi balik lagi ke diri masing-masing 'bagaimana menghadapi dan melewatinya'.
dan disini, saat ini juga aku belajar bahwa setiap manusia di muka bumi ini ga sama. we're all totally different. bagi sebagian besar orang mungkin lihat kita baik-baik aja tapi nyatanya engga. ya sekali lagi, karena mereka ga berada di posisi kita dan mungkin seandainya mereka ada di posisi kita pasti akan coba untuk nyelesain masalah dengan cara mereka sendiri begitupun sebaliknya.
"..kenapa?",
ya karena masing-masing punya caranya sendiri untuk menghadapi n ngelewatinnya dan yang tau kapasitas diri kita sendiri ya kita sendiri, BUKAN ORANG LAIN. ya, mungkin untuk orang terdekat, mereka akan mengerti tentang apa yang kita hadapi, tapi mereka ga merasa apa yang kita rasa.
dan disini, saat ini juga aku merasa lebih baik. dibalik apa yang aku hadapi sekarang, yang aku lalui sekarang, aku bisa sedikit lebih tenang. sedikit.
chcę się tylko uspokoić
zostałem pobłogosławiony klątwą. Jangan menahan rahmat-Mu dari kami Ya Tuhan Biarlah Cinta dan kebenaran-Mu selalu melindungi kami untuk mas...
semua punya batas,
semua punya kapasitas dan
kemampuannya masing-masing,
semua punya hati untuk merasakan,
entah hati yang dikuasai orang baik atau orang jahat,
entah hati yang dimiliki orang kuat atau orang lemah,
entah hati yang digariskan kepada orang kaya atau orang miskin,
ya,
semua punya hati dan pada akhirnya
aku sampai dititik dimana aku bertanya kepada diriku sendiri
“..apa habis sudah guna hatiku ini ‘tuk merasa?”
ya,
hatiku tidak lagi utuh
hati ini sudah mati rasa
dada ini sudah penuh sesak
kepala ini sudah siap untuk meledak
mata ini sudah tak bisa melihat diriku sendiri di cermin
tangan ini sudah sangat sakit memikul beban, dan
kaki ini pun sudah lelah untuk melangkah
tuhan tolong,
dengarkan aku kali ini saja, tuhaan
aku lelah 😊....
being forgotten, ignored n being replaced. - 16 November 2018
ada salah disetiap hal yang aku rasa
ada salah disetiap detak jantungku
ada salah disetiap detik yang aku lewati
ada salah disetiap takutku yang selalu menghantuiku
ada salah disetiap sedihku yang selalu membuatku semakin terpuruk
ada salah disetiap malamku yang enggan aku akui datangnya pagi
ada salah disetiap tangisku yang membuat tangisku tanpa suara
ada salah disetiap darah yang mengalir ditubuhku
ada salah yang selalu menyertai nafasku
ada salah yang tak bisa aku maafkan.
Tuhan, mengapa kau menyelipkan SALAH di segala hal?
Bandung, -4.2883181441590716 11:31 PM langit itu terbuka layaknya sedang berusaha untuk menyinari dunia yang terkutuk ini, semua ...
aku coba keluar, malam itu aku butuh asap untuk mengisi kekosongan
warung tutup, tak ada satupun yang buka bahkan minimarket yang terkenal dengan 24 jam operasional saat itu tutup lebih awal pukul 10.
jalan sepi, saat itu pukul sebelas lewat dua puluh satu jalan benar-benar sepi, pun begitu juga saat pagi.
padahal Antasari yang aku lewati menjadi tempat lalu-lalang paling sibuk pun tak mengenal waktu, malam atau pagi disini selalu riuh dengan kendaraan tapi hari ini semua tenang.
akhir-akhir ini aku senang, banyak orang berlibur keluar kota, saat itu tidak ada polusi yang tebal sehingga bintang-bintang dapat kulihat dengan mata telanjang.
akhir-akhir ini aku senang, sepi jalanan membuatku tenang, saat itu tidak ada lagi ketegangan diantara satu-dengan pengguna jalanan yang lain; tidak ada tarik urat-syaraf, tidak ada emosi, jalan ramai selayaknya jalan tenang, bahkan dihari kerja sekalipun.
akhir-akhir ini aku senang, aku mendapatkan lebih banyak porsi bahagia dari Tuhan, tertawa lepas bahkan tak ada satupun kekhawatiran, saat itu tidak ada yang mengejarku untuk berjuang terlepas menjadi lebih baik.
akhir-akhir ini aku senang, aku dapat melewati malamku dengan tenang, tidur lebih awal dengan mudahnya tidur dan bangun lebih awal dengan mudahnya bangun, tidak ada lagi mimpi buruk pun tak ada lagi tidur yang tak tenang.
akhir-akhir ini aku senang
akhir-akhir ini aku
akhir-akhir ini
akhir-akhir
akhir
tapi semuanya harus berakhir,
kehidupanku yang kejam menanti besok
saat aku bangun lebih awal dengan sulitnya bangun,
saat aku tidur telat dengan sulitnya aku tidur,
saat aku melewati lagi mimpi buruk,
saat aku melewati lagi tidur yang tak tenang,
ini kapan ya aku lupa hehe :) tidak ada yang tau bagaimana kondisi kita, tidak ada yang tau bagaimana rasa sakit kita, tidak a...
Kurasa sudah cukup, waktunya untuk pergi; bersama perasa yang mati
berapa kali aku harus mengatakan,
bahwa aku hanyalah candu kata tepi jalan, haus cinta dan banyak alasan agar dapat perhatian
lalu, ini terjadi lagi? antara pergi, atau memilih
diam sambil menunggu ditikam?
Aku akan pergi belajar aku tak akan pulang saat bayangmu masih membenciku tapi aku akan pulang, saat jiwa serta bayang dan ragaku terpisah;
diiringi lagu kepergian yang melepasku;
ke surga, ke kerajaan-Nya.
esok ialah mati yang mengakhiri tangisku malam ini.
sad. Awal dari semua ini, yaitu pertemuan kita. Iya, pertemuan kita yang dahulu mungkin tidak kita harapkan, pertemuan yang mungkin han...
Awal dari semua ini, yaitu pertemuan kita. Iya, pertemuan kita yang dahulu mungkin tidak kita harapkan, pertemuan yang mungkin hanya mempertemukan; bukan mempersatukan. Semua nampak indah saat pertama kali kita jumpa, namun tidak indah saat kita berpisah. Karena dengan kata apapun; kita tidak mengharapkan perpisahan, tetapi menginginkan kebahagiaan. Saat itu semua cara telah kucoba, dan pada akhirnya cintaku tak dapat menggapai tulus indahmu, ya, kamu berbohong untuk kesekian kalinya dan aku tak bisa menerima itu. Tidakkah kau ingat dahulu, saat kita saling mengulurkan tangan hendak mencapai indahnya bintang-bintang ━ yang bersinarterang━ yang menerangi malam kita? Tidakkah kau ingat dahulu, saat resah menghantui malammu dan tiada satupun yang mengerti isi hatimu, siapa yang melindungimu? Siapa yang mengertimu kemudian? Sudahlah, sudah. Kali ini kita sedang tidak berlayar, silahkan kibarkan benderamu sendiri, dan aku akan kepakkan sayapku sendiri. __________
"Tidakkah itu yang kau inginkan?"
terimakasih :) terimakasih. aku menyayangimu, dan aku berusaha ikhlas. hanya itu kalimat yang mampu aku sampaikan. aku sedang berusaha ...
terimakasih. aku menyayangimu, dan aku berusaha ikhlas. hanya itu kalimat yang mampu aku sampaikan. aku sedang berusaha meredam luka, menghibur diri, membagi duka, dan mencari sedikit celah untuk bernafas dengan lega. dadaku terlalu sesak. keadaan memang mengharuskanku untuk ikhlas. tapi bagaimana dengan hati yang sebenarnya tidak ingin melepas? dan jika aku bisa, aku ingin memelukmu untuk terakhir kalinya. itu saja. tapi entahlah. aku kehilangan banyak kata. aku sedang begitu terluka, aku ingin menangis sejadi-jadinya untuk melepas sesak di dada. pun aku tidak ingin semakin terpuruk dalam keadaan yang semakin diluar logika. pergilah tak mengapa, aku mencoba untuk baik-baik saja.
2017.11.12
-- January 2018 Kematian adalah keistimewaan, dari kehidupan. Tujuan diluar nalar, terus menjelajahi jauh lebih jauh dan tanpa di...
Tujuan diluar nalar,
terus menjelajahi jauh lebih jauh
dan tanpa disadari,
betapa cepat semuanya berlalu.
Ya,
seseorang tak bisa hidup dan melupakan kematian.
Putus asa, sesak, lalu dilupakan oleh kematian. Kematian, paling tidak bisa merangkul rasa rinduku terhadap kegelapan dan merasakan lelapnya tidur panjang; dalam keadaan terlupa.
"...mari kita mulai dengan sebuah akhir."
-- puncak, march 2018 kabarku baik, kuharap semuanya baik, kabarku lebih baik lagi saat masih bersamamu, karenamu. k...
bila semesta ingin aku ada didekapannya,
aku tidak keberatan, dan
aku bersedia
karena semesta tau,
aku sudah lelah diatas sini, dan
akhirnya semesta menyadari
bahwa ia butuh teman, untuk
menemaninya dibawah sana --
-- agar saya berhenti bermimpi tentang indah,
karena semesta enggan melihatku
terengah-engah
menyakiti
disakiti
sedih
terbebani
tersiksa
gelisah
cambuk
egois
pasrah
rendah diri
tinggi untuk merusak
menjauh
bermimpi
tidak diterima, dan
tidak masuk akal
sungguh maha sempurna semesta,
ia mencipta 2 hal yang berlawanan
yang masuk akal,
tapi aku yakin
semesta sendiri pun tidak tau
mengapa ia mencipta hal tsb
saya lelah
terimakasih semesta
telah memberi saya nafas yang panjang
telah mengajari saya banyak hal
telah memperlakukan saya istimewa
telah menemukan jalan keluar
enough